Terkadang banyak kita jumpai narsisme-narsisme yang berkeliaran di dunia nyata dan dunia maya. di dunia nyata tampil pake dandan ekstra wow.. yang membuat mata lawan jenis terpesona dan klepek-klepek.... begitu di dunia maya, khususnya para jomblo tak jarang kita temui memasang Photo yang tampil tidak biasa alias di cantik-cantikin or di ganteng-gantengin biar menarik ojek eh lawan jenis...(*ngarep dapat gebetan...alah...).
nah kalo ada yang dari pembaca sekalian yang merasa begitu maka segeralah berubah....atau bisa jadi anda pernah melihat penulis tampil dengan ciri-ciri di atas mohon untuk di ingatkan dan dimaafkan...hehehehe....
mari kita baca sebuah kisah yang mungkin bisa diambil ibrohnya buat kita. kisah yang menginspirasi saya untuk me-Warning kita agar supaya berhati-hati terhadap sikap seperti yang saya tulis diatas.
Suatu ketika, saat sedang mencek kondisi rakyatnya dalam patroli malam, langkah Khalifah Umar bin Khattab r.a terhenti, ketika terdengar wanita bersenandung dari bilik sebuah rumah:
هل من سبيل إلى الخمر فأشربها؟
أو هل من سبيل إلى نصر بن الحجاج
Adakah jalan untuk minuman memabukkan, agar aku meminumnya
Atau adakah jalan kepada Nashr bin Hajjaj?
أنظـر إلى السحـر يجـري في نواظـره
وانظر إلى دعـجٍ في طـرفـه الساجـي
Perhatikanlah akan sihir yang mengalir pada tatapan-tatapannya
Dan lihatlah akan mata hitamnya dalam kedipannya yang tenang (kalem)
وانظــر إلـى شعــرات فـوق عـارضــــه
كأنـــهـن نمــال دب فـي عـاجــي
Dan perhatikan pula akan rambut diatas mukanya
Seolah-olah dia semut yang mengisi gading.
Saat itu, Beliau r.a lama terdiam, menghafal sebuah nama asing dalam hatinya, Nashr bin Hajjaj. Selanjutnya patrolinya dilanjutkan, hingga waktu fajar sebentar lagi menjemput.
Pagi harinya, Khalifah Umar bin Khattab r.a mencari tahu nama yang didapatinya tadi malam. Salah seorang pembantunya menghadapkan seorang laki-laki dari suku Sulaym, Nashr bin Hajjaj. Berdiri tegap sang pemuda. Beliau r.a memandangnya lekat-lekat. Pemuda yang menakjubkan, ketampanannya mempesona, rambutnya indah. Beliau r.a mengingat syair wanita semalam. Akhirnya sang pemuda diperintahkan untuk memotong rambut, ketika kembali, Nashr tampak lebih tampan. Umar kemudian mendengar sya’r wanita tentang eloknya Nashr setelah rambutnya dipotong:
حلـقوا رأســه ليـــكـسـب قــبـحاً
غيرة مـــنـهــــم عـليـه وشـحـــا
كـان صـبـحـا عـلـيـه لـيـل بـهـيـم
فمحــوا لـيـلـه وأبـقــوه صـبـحـــا
Beliau r.a pun menyuruhnya mengenakan ikat kepala, kali ini pun Nashr terlihat lebih mempesona. Karena Khalifah khawatir timbulnya banyak fitnah dan kemudharatan di tempat berdiamnya pemuda tersebut selama ini, Beliau r.a pun menyuruh Nashr bin Hajjaj keluar dari Madinah dan pindah ke Bashrah (Irak).
Kisah tentang Nashr bin Hajjaj dapat di baca pada Bada’i al Fawaid (Ibn Qayyim Al Jauziyyah), Rûhul Ma’âni (Al Alusi), Adlwâ’u al Bayân (Asy Syinqithi), dan Ibnu Hajar menshahihkan sanadnya dalam Al Ishobah.
nah kalo ada yang dari pembaca sekalian yang merasa begitu maka segeralah berubah....atau bisa jadi anda pernah melihat penulis tampil dengan ciri-ciri di atas mohon untuk di ingatkan dan dimaafkan...hehehehe....
mari kita baca sebuah kisah yang mungkin bisa diambil ibrohnya buat kita. kisah yang menginspirasi saya untuk me-Warning kita agar supaya berhati-hati terhadap sikap seperti yang saya tulis diatas.
Suatu ketika, saat sedang mencek kondisi rakyatnya dalam patroli malam, langkah Khalifah Umar bin Khattab r.a terhenti, ketika terdengar wanita bersenandung dari bilik sebuah rumah:
هل من سبيل إلى الخمر فأشربها؟
أو هل من سبيل إلى نصر بن الحجاج
Adakah jalan untuk minuman memabukkan, agar aku meminumnya
Atau adakah jalan kepada Nashr bin Hajjaj?
أنظـر إلى السحـر يجـري في نواظـره
وانظر إلى دعـجٍ في طـرفـه الساجـي
Perhatikanlah akan sihir yang mengalir pada tatapan-tatapannya
Dan lihatlah akan mata hitamnya dalam kedipannya yang tenang (kalem)
وانظــر إلـى شعــرات فـوق عـارضــــه
كأنـــهـن نمــال دب فـي عـاجــي
Dan perhatikan pula akan rambut diatas mukanya
Seolah-olah dia semut yang mengisi gading.
Saat itu, Beliau r.a lama terdiam, menghafal sebuah nama asing dalam hatinya, Nashr bin Hajjaj. Selanjutnya patrolinya dilanjutkan, hingga waktu fajar sebentar lagi menjemput.
Pagi harinya, Khalifah Umar bin Khattab r.a mencari tahu nama yang didapatinya tadi malam. Salah seorang pembantunya menghadapkan seorang laki-laki dari suku Sulaym, Nashr bin Hajjaj. Berdiri tegap sang pemuda. Beliau r.a memandangnya lekat-lekat. Pemuda yang menakjubkan, ketampanannya mempesona, rambutnya indah. Beliau r.a mengingat syair wanita semalam. Akhirnya sang pemuda diperintahkan untuk memotong rambut, ketika kembali, Nashr tampak lebih tampan. Umar kemudian mendengar sya’r wanita tentang eloknya Nashr setelah rambutnya dipotong:
حلـقوا رأســه ليـــكـسـب قــبـحاً
غيرة مـــنـهــــم عـليـه وشـحـــا
كـان صـبـحـا عـلـيـه لـيـل بـهـيـم
فمحــوا لـيـلـه وأبـقــوه صـبـحـــا
Beliau r.a pun menyuruhnya mengenakan ikat kepala, kali ini pun Nashr terlihat lebih mempesona. Karena Khalifah khawatir timbulnya banyak fitnah dan kemudharatan di tempat berdiamnya pemuda tersebut selama ini, Beliau r.a pun menyuruh Nashr bin Hajjaj keluar dari Madinah dan pindah ke Bashrah (Irak).
Kisah tentang Nashr bin Hajjaj dapat di baca pada Bada’i al Fawaid (Ibn Qayyim Al Jauziyyah), Rûhul Ma’âni (Al Alusi), Adlwâ’u al Bayân (Asy Syinqithi), dan Ibnu Hajar menshahihkan sanadnya dalam Al Ishobah.
maka:
berhati-hati berprilaku, jangan menebar pesona yang akhirnya bisa menimbulkan fitnah dan membuat diri/orang lain menderita. wallohu a'lam bisshowab.
0 komentar:
Posting Komentar